Minggu, 30 Oktober 2011

FISIKA GASING

Penentuan standar kelulusan SMA saat ini, tidaklah menyenangkan bagi guru karena standar kelulusan hanya melihat aspek kognitif saja dan soal yang diujipun berupa pilihan ganda yang hanya menilai hasil akhir jawaban tanpa menilai proses tercapainya hasil jawab siswa.
Hal ini meresahkan para guru yang bekerja di sekolah-sekolah, terutama guru yang mengajar mata pelajaran yang diUNASkan. Mata pelajaran sains (MIPA) khususnya fisika merupakan mata pelajaran yang mengembangkan sikap ilmiah, yang membutuhkan proses untuk mencapai hasil yang diinginkan bukan hanya sekedar hasil akhir yang dicapai. Proses ilmiah inilah yang dinilai sebagaimana yang diharapkan sikap ilmiah.
Selain hal di atas, ada pula anggapan pelajaran fisika di jenjang pendidikan menengah pertama atau menengah atas dianggap oleh siswa sebagai ‘momok’ yang menyeramkan atau menakutkan. Apalagi saat ini bidang studi fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diUNASkan, semakin lengkaplah bahwa fisika begitu ‘membosankan’ bahkan ‘menyebalkan’. Hal ini disebabkan begitu banyak rumus yang harus dimengerti bahkan dihafalkan untuk dapat mengerjakan soal-soal fisika. Bahkan ada anggapan bahwa semakin sulit soal, semakin berbobot soal itu, sehingga membuat siswa semakin pusing atau dalam saat tertentu membuat siswa semakin stress.
Jika sistem UNAS tetap dipertahankan, maka guru harus dapat menyesuaikan dengan sistem ini. Pembelajaran fisika yang selama ini terasa membosankan dan memberatkan siswa karena penuh dengan rumus-rumus mesti diubah sedemikian sehingga penggunaan rumus-rumus dapat diminimalkan bahkan mungkin ditiadakan. Pembelajaran fisika tanpa rumus ini telah dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D, selama beberapa tahun terakhir ini, bahkan beliau memberikan seminar-seminar tentang fisika tanpa rumus dengan nama fisika gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) kepada para awam, akademisi dan guru-guru sains di beberapa kota besar di Indonesia. Saya pernah mengikuti seminar beliau di almamater beberapa waktu lalu, bahkan fisika gasing dapat di download di internet.
Berdasarkan pemikiran saya selama mengajar di SMA dan berdasarkan program pemerintah lewat UNAS, maka diharapkan siswa memiliki nilai kognitif yang baik agar dapat lulus. Jika hasil akhir yang menentukan  maka segala proses yang dikembangkan harus menuju hasil akhir yang baik, bagaimana terjadinya proses itu tidak dilihat sebagai suatu yang dinilai. Oleh sebab itu, pembelajaran fisika harus dibuat sesederhana mungkin tanpa merugikan siswa yang diajarkan. Selain praktikum, salah satu yang perlu dikembangkan adalah pembelajaran fisika tanpa rumus. Pembelajaran fisika tanpa rumus ini memang belum untuk semua materi pelajaran fisika.

0 komentar:

Posting Komentar